Kontrol Pakan Lobster Otomatis



 Modul IV
Kontrol Pakan Lobster Otomatis

        Budidaya lobster merupakan salah satu sektor perikanan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat tingginya permintaan pasar baik di tingkat lokal maupun internasional. Namun, untuk mencapai kesuksesan dalam budidaya lobster, terdapat beberapa tantangan utama yang harus diatasi, terutama dalam hal pengelolaan pakan dan kondisi lingkungan kolam. Pemberian pakan yang tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai sangat penting untuk pertumbuhan optimal lobster. Selain itu, faktor-faktor lingkungan seperti suhu air, perlindungan kolam dari hujan, dan ketinggian air sangat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas lobster.
      Pemberian pakan secara manual sering kali tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan manusia, seperti pemberian pakan yang berlebihan atau kurang, yang dapat mengakibatkan pemborosan dan pencemaran lingkungan kolam. Suhu air yang tidak stabil dapat menyebabkan stres pada lobster dan menurunkan tingkat kesehatannya. Hujan yang berlebihan dapat mencemari kolam dengan air yang membawa kotoran atau polutan, sementara ketinggian air yang tidak tepat dapat mempengaruhi ruang gerak dan pertumbuhan lobster.
        Dengan kemajuan teknologi, otomatisasi dalam budidaya lobster menjadi solusi potensial untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Sistem kontrol otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan memastikan kondisi yang optimal bagi lobster. Oleh karena itu, project ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem kontrol pakan lobster otomatis yang mencakup pengelolaan pakan, pengaturan suhu air, perlindungan kolam dari hujan, dan pengontrolan ketinggian air dalam kolam lobster.
     Project ini menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat diterapkan dalam sektor perikanan untuk meningkatkan hasil produksi dan keberlanjutan usaha. Dengan sistem kontrol pakan lobster otomatis ini, diharapkan budidaya lobster dapat menjadi lebih modern, efisien, dan berkelanjutan, memberikan manfaat yang signifikan bagi petani dan industri perikanan secara keseluruhan.

2. Tujuan [kembali]

  1. Mengetahui bagaimana cara membuat rangkaian kontrol pakan lobster otomatis.
  2. Mengetahui jenis komunikasi UART pada arduino dan bagaimana pengaplikasiannya pada rangkaian.
  3. Mengetahui cara kerja dari input rangkaian berupa sensor UV APDS-9002, sensor GP2D12, sensor rain, sensor DS18B20, sensor water level pada rangkaian.
  4. Mengetahui bagaimana output dari masing-masing input pada rangkaian.
  5. Memahami rancangan prototype dari kontrol pakan lobster otomatis.
3. Alat dan Bahan [kembali]

    Alat

1.     Solder

Gambar 1. Solder

Bahan

1.     Arduino Uno

Gambar 2. Arduino Uno

Spesifikasi :

Gambar 3. Spesifikasi Arduino Uno

2.     Sensor UV APDS-9002

Gambar 4. Sensor UV APDS-9002

Spesifikasi :

Gambar 5. Spesifikasi Sensor UV APDS-9002

3.     Sensor GP2D12

Gambar 6. Sensor GP2D12 

Spesifikasi :                                                             

·       Analog output

·       Effective Range: 10 to 80 cm

·       LED pulse cycle duration: 32 ms

·       Typical response time: 39 ms

·       Typical start up delay: 44 ms

·       Average current consumption: 33 mA

·       Detection area diameter @ 80 cm: 6 cm

4.     Sensor Rain

Gambar 7. Sensor Rain 

Spesifikasi :

·       Output comparator bersih dengan sinyal bagus lebih dari 15mA.

·       Sensitivitas bisa diatur dengan potensiometer Tegangan kerja 3.3V – 5V

·       Output: digital (0 dan 1) dan analog (tegangan)

·       Dilengkapi lobang baut untuk instalasi

·       Ukuran PCB 3.2cm x 1.4cm

·       Menggunakan pembanding LM393 comparator yang stabil

·       Interface: VCC positif 3-5V, GND ground, DO Digital output (0 dan 1), AO Analog output

5.     Sensor DS18B20

Gambar 8. Sensor DS18B20

Spesifikasi :

Gambar 9. Spesifikasi Sensor DS18B20

6.     Sensor Water Level

Gambar 10. Sensor Water Level

Spesifikasi :

·       Tegangan kerja: 3-5 VDC

·       Arus kerja: < 20mA

·       Tipe sensor: analog

·       Max output: 2.5v (saat sensor terendam semua)

·       Luas area deteksi: 16x40mm

·       Suhu kerja: 10-30 C

·       Ukuran: 20x62x8 mm

7.     LCD 16 x2

Gambar 11. LCD 16 x2 

Spesifikasi :

·       Warna Backlight : hijau

·       Warna Text : Putih

·       Koneksi ke mcu : i2C (SDA SCL) / 0x27

·       i2C Address : 0x3F / 0x27

·       Lebih hemat GPIO karena hanya menggunakan 2wire saja (port SDA dan SCL)

8.     Buzzer


Gambar 12. Buzzer 

Spesifikasi :

·       Tegangan Kerja: 5 V

·       Konsumsi Arus: 30 mA

·       Tingkat Kenyaringan: 87 dB

·       Frekuensi Resonansi: 2600 Hz

·       Temperatur Kerja: -20°C - 85°C

·       Dimensi: 12 x 7.5 mm

·       Berat: 1.61 g

9.     LED

Gambar 13. LED 

Spesifikasi :

Gambar 14. Spesifikasi LED

10.  Motor Servo

Gambar 15. Motor Servo

Spesifikasi :

Gambar 16. Spesifikasi Motor Servo

11.  Driver L298N

Gambar 17. Driver L298N

Spesifikasi :

·       Menggunakan IC L298N (Double H bridge Drive Chip)

·       Tegangan minimal untuk masukan power antara 5V-35V

·       Tegangan operasional sebesar 5V

·       Arus untuk masukan antara 0-36mA

·       Arus maksimal untuk keluaran per output A maupun B sebesar 2A

·       Daya maksimal yaitu 25W

·       Dimensi modul yaitu 43 x 43 x 26mm

·       Berat : 26g

12.  Pompa Celup Mini

Gambar 18. Pompa Celup Mini 

Spesifikasi :

·       Jenis pompa: Submersible Pump (Pompa Celup)

·       Tipe penggerak: motor 3-6V DC

·       Debit: max 100 liter/jam

·       Head: max 0.55m

·       Outlet: dia 6-7mm

·       Ukuran: 24x33x45mm

13.  Motor DC

Gambar 19. Motor DC 

Spesifikasi :

·       Tegangan kerja: 12v (6v ~ 30v DC)

·       No-load speed: 15000 RPM (6000 ~ 48000 RPM)

·       No-load current: 1A

·       Tinggi step: 4.5mm

·       Diameter step: 17.5mm

·       Diameter motor: 42mm

·       Panjang badan motor: 67mm

·       Panjang as: 17mm

·       Diameter as: 5mm

·       Jarang lobang baut: 29mm

·       Ukuran lobang baut: M4

·       Jumlah lobang baut: 2

·       Kipas pendingin: Ada

14.  Resistor

Gambar 20. Resistor

15.  Jumper

Gambar 21. Jumper


1.    1. Pulse Width modulation (PWM)

PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High) dengan perioda. Duty Cycle biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).

 

Gambar 22. Duty Cycle

·       Duty Cycle = tON / ttotal

·       tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (highatau 1)

·       tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah(low atau 0)

·       ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut jugadengan “periode satu gelombang”.


Pada board Arduino Uno, pin yang bisa dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang diberi tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11. Pin-pin tersebut merupakan pin yang bisa difungsikan untuk input analog atau output analog. Oleh sebab itu, jika akan menggunakan PWM pada pin ini, bisa dilakukan dengan perintah analogWrite(); PWM pada arduino bekerja pada frekuensi 500Hz, artinya 500 siklus/ketukan dalam satu detik. Untuk setiap siklus, kita bisa memberi nilai dari 0 hingga 255. Ketika kita memberikan angka 0, berarti pada pin tersebut tidak akan pernah bernilai 5 volt (pin selalu bernilai 0 volt). Sedangkan jika kita memberikan nilai 255, maka sepanjang siklus akan bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Jika kita memberikan nilai 127 (kita anggap setengah dari 0 hingga 255, atau 50% dari 255), maka setengah siklus akan bernilai 5 volt, dan setengah siklus lagi akan bernilai 0 volt. Sedangkan jika jika memberikan 25% dari 255 (1/4 * 255 atau 64), maka 1/4 siklus akan bernilai 5 volt, dan 3/4 sisanya akan bernilai 0 volt, dan ini akan terjadi 500 kali dalam 1 detik.

Gambar 23. Siklus Sinyal PWM pada Arduino

2.    2.  Analog to Digital Converter (ADC)

ADC atau Analog to Digital Converter merupakan salah satu perangkat elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah sinyal masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dengan bentuk kode-kode digital. Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan pada proses kerja ADC yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering perangkat mampu mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital dalam selang waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample per second (SPS). Sementara Resolusi menyatakan tingkat ketelitian yang dimilliki. Pada Arduino, resolusi yang dimiliki adalah 10 bit atau rentang nilai digital antara 0 - 1023. Dan pada Arduino tegangan referensi yang digunakan adalah 5 volt, hal ini berarti ADC pada Arduino mampu menangani sinyal analog dengan tegangan 0 - 5 volt. Pada Arduino, menggunakan pin analog input yang diawali dengan kode A( A0- A5 padaArduino Uno). Fungsi untuk mengambil data sinyal input analog menggunakan analogRead(pin);.  

    3. Komunikasi

Pada Alat yang kami buat, kami menggunakan komunikasi UART untuk 2 arduino yang kami gunakan. Komunikasi UART adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.

Cara kerja komunikasi UART :

Gambar 24. Cara kerja komunikasi UART

Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudia di transfer secara parallel ke data bus penerima. 

      3. Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output yang spesifik berdasarkan input yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler sebagai alat yang mengerjakan perintah-perintah yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem komputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini memerintahkan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. Sistem dengan mikrokontroler umumnya menggunakan piranti input yang jauh lebih kecil seperti saklar atau keypad kecil. Hampir semua input mikrokontroler hanya dapat memproses sinyal input digital dengan tegangan yang sama dengan tegangan logika dari sumber. Tegangan positif sumber umumnya adalah 5 volt. Padahal dalam dunia nyata terdapat banyak sinyal analog atau sinyal dengan tegangan.

Gambar 25. Prinsip kerja mikrokontroller

Gambar 26. Struktur dan diagram blok Mikrokontroler

    Berikut ini merupakan struktur dan diagram blok mikrokontroler beserta penjelasan tentang bagian-bagian utamanya :

·     CPU

CPU merupakan otak dari mikrokontroler. CPU bertanggung jawab untuk mengambil instruksi (fetch), menerjemahkannya (decode), kemudian akhirnya dieksekusi (execute). CPU menghubungkan setiap bagian dari mikrokontroler ke dalam satu sistem. Fungsi utamanya yaitu mengambil dan mendekode instruksi. Instruksi yang diambil dari memori program harus diterjemahkan atau melakukan decode oleh CPU tersebut.

·       Serial Port (Port Serial)

Serial port menyediakan berbagai antarmuka serial antara mikrokontroler dan periferal lain seperti port paralel.

·       Memori (Penyimpanan)

Memori ini bertugas untuk menyimpan data. Data tersebut merupakan data yang sudah diolah (output) atau data yang belum diolah (input). Penyimpanan ini berupa RAM dan ROM. ROM digunakan untuk menyimpan data dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan RAM digunakan untuk menyimpan data sementara selama program berjalan sampai akhirnya dipindahkan ke ROM.

·       Port Input/Output Paralel

Port input/output paralel digunakan untuk mendorong atau menghubungkan berbagai perangkat seperti LED, LCD, printer, memori dan perangkat input/output lainnya ke mikrokontroler.

·       ADC (Analog to Digital Converter)

Konverter ADC (Analog to Digital Converter) digunakan untuk mengubah sinyal analog ke bentuk digital. Sinyal input dalam konverter ini harus dalam bentuk analog (misalnya output dari sensor) sedangkan outputnya dalam bentuk digital.

·       DAC (Digital to Analog Converter)

DAC (Digital to Analog Converter) melakukan operasi pembalikan konversi ADC (Analog to Digital Converter). DAC mengubah sinyal digital menjadi format analog. DAC ini biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat analog seperti motor DC dan lain sebagainya.

·       Interrupt Control (Kontrol Interupsi)

Interrupt Control (Kontrol Interupsi) bertugas untuk mengendalikan penundaan terhadap pemrograman mikrokontroler. Bagian interrupt control (kontrol interupsi) ini dapat dioperasikan secara internal ataupun eksternal.

·       pecial Functioning Block (Blok Fungsi Khusus)

Special functioning block merupakan bagian tambahan yang dibuat mempunyai fungsi khusus. Biasanya blok ini ditemukan pada arsitektur mikrokontroler di mesin robotika. Tidak semua perangkat menggunakan bagian ini.

·       ]Timer and Counter (Pengatur Waktu dan Penghitung)

Timer/counter ini digunakan untuk mengukur waktu dan alat penghitungan. Keberadaan komponen ini sangatlah penting. Karena informasi waktu seringkali digunakan pengaturan sistem supaya lebih akurat dan efektif

 

      5. Arduino Uno

Gambar 27. Arduino Uno

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah Arduino Uno yang menggunakan chip AVR Atmega 328P. Dalam memprogram Arduino, kita bisa menggunakan komunikasi serial agar Arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun perangkat lain.

Adapun spesifikasi dari Arduino Uno ini adalah sebagai berikut :

Microcontroller

Atmega328P

Operating Voltage

5V

Input Voltage (recommended)

7-12V

Input Voltage (limit)

6-20V

Digital I/O Pins

14 (of which 6 provide PWM output)

PWM Digital I/O Pins

6

Analog Input Pins

6

DC Current per I/O Pin

20 mA

DC Current for 3.3V Pin

50 mA

Flash Memory 32 KB

(Atmega328P)

SRAM

2 KB (Atmega328P)

EEPROM

1 KB (Atmega328P)

Clock Speed

16 MHz

LED_BUILTIN

13

Length

68.6 mm

Width

53.4 mm

Tabel 1. Spesifikasi Arduino Uno

Bagian – bagian Arduino uno :

·       POWER USB

Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.

·       POWER JACK

Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 12 V.

·       Crystal Oscillator

Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.

·       Reset

untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.

Digital Pins I / O

Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0atau 1 ). Pin berlabel ~ adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk menghasilkan PWM.

·       Analog Pins

Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.

·       LED Power Indicator

Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.

Bagian – bagian pendukung Arduino Uno :

·       RAM

RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).

·       ROM

ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dariMask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.

      6. UV APDS-9002

Gambar 28. Sensor UV APDS-9002

Sensor UV APDS-9002 adalah sensor cahaya yang mendeteksi intensitas cahaya ultraviolet (UV) dengan akurasi tinggi. Beroperasi pada rentang tegangan 2.4V hingga 5.5V, sensor ini kompatibel dengan banyak mikrokontroler, termasuk Arduino Uno. Dalam proyek sistem kontrol pakan lobster otomatis, APDS-9002 memonitor intensitas cahaya UV di sekitar kolam lobster, yang mempengaruhi perilaku dan kesehatan lobster.

Gambar 29. Grafik Respon Sensor UV APDS-9002

Sensor ini menghasilkan sinyal analog proporsional dengan intensitas cahaya UV yang diterima. Sinyal ini diolah oleh mikrokontroler untuk menyesuaikan pencahayaan kolam secara otomatis, memastikan lobster mendapatkan jumlah cahaya yang optimal. Penggunaan APDS-9002 membantu menjaga kondisi ideal untuk pertumbuhan dan kesehatan lobster, meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya lobster.

7   7. Sensor GP2D12

Gambar 30. Sensor GP2D12

Sensor GP2D12 adalah sensor jarak inframerah yang mengukur jarak objek dengan memancarkan dan menerima sinar inframerah, bekerja pada rentang 10 cm hingga 80 cm. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, sensor ini digunakan untuk memonitor ketinggian pakan di dalam dispenser, memastikan pemberian pakan tepat waktu dan mencegah kehabisan.

Gambar 31. Grafik Respon Sensor GP2D12

Sensor GP2D12 menghasilkan sinyal analog proporsional dengan jarak yang terukur, yang diolah oleh mikrokontroler seperti Arduino Uno. Sensor ini akurat dalam berbagai kondisi pencahayaan, menjadikannya andal untuk lingkungan kolam lobster. Keunggulannya adalah pengukuran jarak yang konsisten dan integrasi yang mudah dengan sistem otomatis. Ini membantu menjaga kesehatan dan pertumbuhan lobster, mengurangi pemborosan pakan, dan meminimalkan intervensi manual, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya lobster.

8.     Sensor Rain

Gambar 32. Sensor Rain

Sensor hujan mendeteksi air hujan dengan prinsip konduktivitas, di mana tetesan air mengubah resistansi elektrik sensor, menghasilkan sinyal deteksi. Terdiri dari modul sensor dan modul kontrol, sensor ini berperan penting dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis untuk melindungi kolam dari air hujan yang dapat mencemari.

Gambar 33. Grafik Respon Sensor Rain

Ketika hujan terdeteksi, sistem otomatis bisa menutup atap kolam, mencegah masuknya air hujan yang membawa kotoran atau polutan. Ini menjaga kualitas air dan kesehatan lobster. Integrasi dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno memungkinkan respons otomatis terhadap perubahan cuaca tanpa intervensi manual, meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.

Secara keseluruhan, sensor hujan adalah komponen penting dalam sistem otomatisasi yang memastikan lingkungan budidaya lobster tetap stabil dan terlindungi, menjaga kesehatan lobster dan mengurangi beban kerja manual.

9.     Sensor DS18B20

Gambar 34. Sensor DS18B20

Sensor DS18B20 adalah sensor suhu digital yang mengukur suhu antara -55°C hingga +125°C dengan akurasi ±0.5°C dalam rentang -10°C hingga +85°C. Berkomunikasi melalui protokol 1-Wire, sensor ini memungkinkan beberapa sensor terhubung pada satu jalur data. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, DS18B20 memantau suhu air kolam secara real-time, memastikan suhu tetap optimal untuk kesehatan dan pertumbuhan lobster. Data suhu dari sensor diolah oleh mikrokontroler seperti Arduino Uno untuk mengatur sistem pemanas atau pendingin.

Gambar 35. Pin Sensor DS18B20

Keunggulan DS18B20 meliputi ketahanan terhadap air dan fitur alamat unik bawaan yang memungkinkan identifikasi individual saat digunakan dalam jumlah banyak. Ini mendukung pemantauan suhu yang terperinci dan terlokalisasi. Dengan penggunaan DS18B20, sistem otomatis dapat menjaga kondisi kolam lobster optimal, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan efisiensi budidaya. Sensor ini berkontribusi signifikan dalam menciptakan lingkungan budidaya lobster yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Gambar 36. Grafik Respon Sensor DS18B20

10.  Sensor Water Level

Gambar 37. Sensor Water Level

Sensor ketinggian air adalah perangkat yang mengukur dan memantau level air dalam wadah atau tangki menggunakan berbagai prinsip seperti konduktivitas, tekanan, atau ultrasonik. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, sensor ini memastikan level air tetap optimal untuk kesehatan lobster. Dengan memantau level air secara real-time, sensor ini memberikan data ke mikrokontroler seperti Arduino Uno untuk mengatur pompa atau katup air sesuai kebutuhan.

Gambar 38. Grafik Respon Sensor Water Level

Keunggulan sensor ketinggian air adalah kemampuannya memberikan pemantauan akurat dan berkelanjutan, memungkinkan sistem merespons perubahan level air secara otomatis tanpa intervensi manual. Ini memastikan kondisi lingkungan kolam tetap stabil, mengurangi stres pada lobster, dan menghemat sumber daya air serta energi. Penggunaan sensor ini membuat budidaya lobster lebih efisien, efektif, dan berkelanjutan.

11.  LCD 16x2

Gambar 39. LCD 16x2

LCD 16x2 adalah layar tampilan digital dengan 16 kolom dan 2 baris, mampu menampilkan hingga 32 karakter. Layar ini digunakan dalam proyek elektronik untuk menampilkan informasi real-time kepada pengguna dengan teknologi LCD yang jelas dan hemat daya. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, LCD 16x2 menampilkan data penting seperti suhu air, level air, intensitas cahaya, dan status pemberian pakan. Tampilan yang mudah dibaca memungkinkan pengguna memantau kondisi kolam lobster dengan cepat dan efisien.

Gambar 40. Pin LCD 16x2

Keunggulan LCD 16x2 termasuk kemudahan integrasi dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno melalui antarmuka I2C, mengurangi jumlah pin yang dibutuhkan dan menyederhanakan wiring. Layar ini juga dapat disesuaikan dengan berbagai karakter dan simbol khusus untuk indikasi spesifik. Penggunaan LCD 16x2 dalam proyek otomatisasi kolam lobster membuat sistem lebih user-friendly dan informatif, membantu dalam pemeliharaan kolam secara efektif dan memastikan parameter lingkungan kolam dipantau dan dikelola dengan tepat untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan optimal lobster.

12.  Buzzer

Gambar 41. Buzzer

Buzzer adalah perangkat yang menghasilkan suara sebagai respons terhadap sinyal listrik, sering digunakan sebagai indikator suara atau alarm dalam berbagai aplikasi elektronik. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, buzzer berfungsi sebagai alat peringatan untuk kondisi abnormal seperti suhu air yang tidak sesuai atau masalah pemberian pakan. Suara yang dihasilkan memberikan tanda jelas kepada pengguna untuk segera memeriksa atau mengatasi masalah tersebut.

Integrasi buzzer dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno sangat sederhana, memungkinkan sistem memberikan respons real-time terhadap perubahan kondisi. Buzzer dapat menghasilkan berbagai pola suara untuk indikasi yang berbeda, membantu pengguna memahami dan menindaklanjuti peringatan dengan cepat. Dengan kemampuannya memberikan peringatan yang cepat dan jelas, buzzer memastikan lingkungan kolam lobster tetap optimal, mendukung kesehatan dan pertumbuhan lobster.

13.  LED

LED biru dan LED merah adalah dioda pemancar cahaya yang digunakan untuk indikasi visual dalam sistem elektronik. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, LED biru menunjukkan operasi normal, memastikan semua parameter lingkungan seperti suhu air dan level air optimal. Ketika LED biru menyala, pengguna tahu bahwa kondisi kolam lobster sehat dan sistem berjalan dengan baik.

Gambar 42. LED

Sebaliknya, LED merah berfungsi sebagai indikator peringatan atau error. Jika suhu air tidak sesuai atau ada masalah dengan mekanisme pemberian pakan, LED merah akan menyala, memberi tahu pengguna untuk segera memeriksa dan memperbaiki masalah tersebut. Integrasi LED dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno mudah dilakukan, memberikan umpan balik visual yang jelas dan segera, membantu pemantauan dan pengelolaan kolam lobster lebih efisien.

14.  Motor Servo

Gambar 43. Motor Servo

Motor servo adalah motor listrik yang memberikan kontrol presisi terhadap posisi, kecepatan, dan torsi melalui sistem umpan balik, biasanya menggunakan sensor posisi atau potensiometer. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, motor servo digunakan untuk mengatur mekanisme pemberian pakan, memastikan jumlah pakan sesuai kebutuhan. Kontrol presisi motor servo mencegah pemborosan pakan dan menjaga kesehatan optimal lobster.

Gambar 44. Representasi Sinyal PWM

Motor servo memberikan gerakan halus dan terkendali, sangat penting untuk ketepatan tinggi dalam pengumpanan pakan. Integrasi dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno mudah dilakukan menggunakan sinyal PWM, memungkinkan instruksi presisi kepada motor servo. Dengan peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas, motor servo memastikan proses pemberian pakan dilakukan secara tepat dan konsisten, mendukung kesehatan dan pertumbuhan optimal lobster.

15.  Driver L298N

Gambar 45. Driver L298N

Driver L298N adalah modul driver motor yang mengontrol arah dan kecepatan motor DC menggunakan sinyal PWM, serta memberikan perlindungan terhadap arus berlebih dan tegangan mundur. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, driver L298N menghubungkan mikrokontroler seperti Arduino Uno dengan motor DC yang digunakan dalam mekanisme pemberian pakan atau pengaturan air. Modul ini menerima sinyal dari mikrokontroler untuk mengatur operasi motor sesuai instruksi, memastikan mekanisme berfungsi dengan presisi dan efisiensi tinggi.

Keunggulan driver L298N termasuk kemampuannya mengontrol dua motor DC secara independen, cocok untuk aplikasi ganda seperti pengaturan pakan dan air dalam satu sistem. Desain sederhana dan integrasi mudah dengan mikrokontroler membuatnya populer di kalangan pengembang. Dengan pengaturan pin yang fleksibel, driver L298N memberikan pengendalian motor DC yang andal dalam berbagai skenario. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, driver ini memastikan mekanisme beroperasi lancar, mendukung kesehatan dan pertumbuhan optimal lobster.

16.  Pompa Celup Mini

Gambar 46. Pompa Celup Mini

Pompa celup mini adalah perangkat pompa air yang kompak dan dapat dicelupkan langsung ke dalam cairan. Didesain untuk aplikasi yang membutuhkan ukuran kecil dan instalasi yang fleksibel, pompa ini menggunakan motor untuk menggerakkan impeller yang mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain. Dalam proyek sistem kontrol pakan lobster otomatis, pompa celup mini berfungsi mengatur level air dalam kolam lobster. Ketika sensor mendeteksi level air turun di bawah batas minimum, mikrokontroler akan mengaktifkan pompa untuk menambahkan air ke dalam kolam. Keunggulan utamanya terletak pada kemampuan bekerja di bawah air tanpa risiko kerusakan, serta konsumsi daya yang rendah, menjadikannya ideal untuk lingkungan kolam atau akuarium.

Gambar 47. Bagian Pompa Celup Mini

Integrasi pompa celup mini dengan sistem kontrol pakan lobster melibatkan pengaturan sinyal dari mikrokontroler ke pompa. Pompa akan merespons instruksi dengan mengalirkan air sesuai kebutuhan sistem, menjaga level air kolam lobster tetap stabil dan optimal untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan optimal lobster. Keseluruhan, pompa celup mini memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kolam yang terkontrol dengan baik, memastikan bahwa lobster dapat tumbuh dalam kondisi yang optimal.

17.  Motor DC

Gambar 48. Motor DC

Motor DC menggunakan arus searah untuk menghasilkan putaran pada porosnya melalui interaksi antara medan magnet dan gulungan kawat. Dalam sistem kontrol pakan lobster otomatis, motor DC digunakan dalam mekanisme seperti pengumpanan pakan dan pengaturan level air kolam. Keandalannya dalam memberikan kontrol presisi terhadap kecepatan dan arah putaran membuatnya ideal untuk aplikasi otomatisasi. Motor DC juga mampu menghasilkan torsi tinggi pada putaran rendah, penting untuk menggerakkan mekanisme yang membutuhkan tenaga kuat seperti sistem pengumpanan pakan.

Integrasi motor DC dengan mikrokontroler seperti Arduino Uno melibatkan pengaturan sinyal kontrol untuk mengatur operasi motor sesuai kebutuhan sistem. Dengan kemampuan ini, sistem dapat mengotomatiskan proses pemberian pakan dan pengaturan air dalam kolam lobster dengan respons yang cepat dan akurat. Motor DC memainkan peran sentral dalam menciptakan lingkngan budidaya lobster yang optimal dan efisien secara keseluruhan.

1818. Resistor

Gambar 49. Resistor

Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.

Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh Resistor:



Gambar 50. Warna Warna Resistor

Tabel Kode Warna Resistor Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Rangkaian Pull Up dan Pull Down Resistor digunakan dalam elektronika untuk mengatur kondisi tegangan yang masuk ke pin I/O mikrokontroler, menghindari fenomena "Floating logic". Floating logic terjadi ketika tegangan input tidak stabil di antara 0 Volt dan 5 Volt, sehingga mikrokontroler sulit menentukan apakah sinyal masuk adalah HIGH atau LOW. Resistor Pull Up ditempatkan antara pin input mikrokontroler dan tegangan positif (Vcc), sementara Pull Down resistor ditempatkan antara pin input dan ground (0V). Resistor 10 k Ohm umumnya sudah cukup untuk aplikasi digital, namun nilai resistor yang dipilih harus mempertimbangkan level tegangan input yang diterima mikrokontroler serta kecepatan switching yang dibutuhkan.

Resistor Pull Up memberikan jalur resistansi menuju tegangan positif, sehingga memastikan bahwa sinyal input tetap stabil di HIGH ketika tidak ada sambungan ke ground. Pull Down resistor, di sisi lain, menarik sinyal input ke ground ketika tidak ada sinyal dari sumber tegangan, sehingga menjaga nilai sinyal input di LOW. Penggunaan resistor ini penting dalam memastikan mikrokontroler dapat mengenali sinyal input secara konsisten, terutama dalam aplikasi yang memerlukan respons cepat dan akurat terhadap perubahan sinyal. Dengan memahami karakteristik dan aplikasi resistor Pull Up dan Pull Down, pengguna dapat mengoptimalkan performa dan stabilitas rangkaian mikrokontroler mereka.

Gambar 51. Rangkaian Pull-Up

Pada gambar diatas kita bisa lihat, Vcc tersambung ke pin, sehingga pin akan mendapatkan signal HIGH, dan ketika push button ditekan, arus Vcc akan mengalir ke ground (0v), sehingga pin akan mendapat signal LOW. Kondisi ini mirip (tidak sama) dengan kondisi "normaly close".

Rangkaian Pull Down Resistor

Resistor Pull Down merupakan resistor yang digunakan untuk mencegah nilai floating pada kondisi low dengan menambahkan resistor pada jalur ground.

Pada rangkaian Pull-down resistor, salah satu kaki resistor dihubungkan ke kutub ground (0v), sedangkan kaki resistor yang lain dicabangkan, satu ke pin input MCU, dan yang lain ke switch on/off untuk disambungkan ke Vcc (5v/3.3v).

Gambar 52. Rangkaian Pull Down

Pada rangkaian pull-down, Vcc tidak terhubung dengan pin, tetapi pin terhubung dengan ground (0v), pin dalam keadaan LOW, dan ketika push button ditekan, Vcc akan terhubung dengan pin, kondisi pin sekarang menjadi HIGH. Rangkaian ini mirip dengan kondisi "normally open".

19.  Liquid Crystal  Display (LCD)

LCD atau Liquid Crystal Display adalah media tampilan yang menggunakan kristal cair untuk menghasilkan gambar. Teknologi ini umumnya digunakan dalam berbagai produk elektronik seperti laptop, ponsel, kalkulator, dan televisi. LCD memungkinkan perangkat elektronik menjadi lebih tipis dibandingkan dengan teknologi CRT karena LCD bekerja dengan blok cahaya dari backlight, bukan dengan pemancaran langsung.

LCD terdiri dari dua bagian utama: backlight untuk menyediakan cahaya dan lapisan kristal cair yang mengatur pencahayaan yang dilewatinya. LCD tidak memancarkan cahaya sendiri dan memerlukan lampu backlight seperti CCFL atau LED. Ini membuat LCD efisien dalam konsumsi daya dan ideal untuk produk-produk yang memerlukan tampilan tipis dengan kualitas gambar yang baik.



Gambar 53. LCD

Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah:

·       Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)

·       Elektroda Positif (Positive Electrode)

·       Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)

·       Elektroda Negatif (Negative Electrode)

·       Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)

·       Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)

Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:

Gambar 54. Struktur LCD

LCD yang digunakan pada kalkulator dan jam tangan digital menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya alami, yang diperlukan untuk menampilkan digit di layar. Sedangkan LCD modern seperti pada TV, laptop, dan ponsel pintar menggunakan lampu backlight (cahaya latar belakang) seperti fluorescent atau LED. Cahaya putih dari backlight ini akan disaring dan direfleksikan oleh kristal cair di dalam LCD, yang mengatur warna yang ditampilkan berdasarkan sudut refleksi dan pengaturan tegangan yang diberikan. Ini memungkinkan LCD untuk menghasilkan berbagai warna yang diperlukan untuk tampilan gambar yang akurat dan jelas.

20.  Jumper

Jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang di dalam dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan dapat juga untuk menghubungkan 2 komponen elektronika.

Jenis-jenis jumper:

·       Male-male

Gambar 55. Jumper Male-Male

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to male pada kedua ujung kabelnya.

·       Male-female

Gambar 56. Jumper Male-Female

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to female dengan salah satu ujung kabel dikoneksi male dan satu ujungnya lagi dengan koneksi female.

·       Female-female

Gambar 57. Jumper Female-Female

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi female to female pada kedua ujung kabelnya.


  1. Download library yang diperlukan pada bagian download dalam blog.     
  2. Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.
  3. Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.
  4. Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.
  5. Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".Pastikan opsi
  6. "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.
  7. Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.
  8. Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.
  9. Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.
  10. Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.
  11. Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.
  12. Jalankan simulasi di Proteus.
  1. Arduino Uno
  2. Sensor Rain
  3. Sensor Water Level
  4. Sensor GP2D12
  5. Sensor DS18B20
  6. Sensor UV APDS-9002
  7. Motor DC
  8. Pompa Celup Mini
  9. Buzzer
  10. LED Putih
  11. LED Merah
  12. LCD
  13. Motor Servo
  • Rangkaian Simulasi

  • Rangkaian Prototype

  • Prinsip Kerja Rangkaian
Rangkaian kontrol pakan lobster otomatis terdiri dari 5 buah input yaitu sensor rain, sensor water level, sensor GP2D12, sensor DS18B20, dan sensor UV APDS-9002 dan 6 buah yaitu motor DC, pompa celup mini, LCD, motor servo, buzzer, dan LED. 
 
Sensor rain digunakan untuk mendeteksi apabila terjadinya hujan yang diletakkan pada atap tambak. Ketika hujan turun maka sensor rain akan aktif dan motor DC terhubung ke atap akan aktif untuk menutup atap untuk melindungi kondisi air pada tambak lobster. Sebaliknya, ketika tidak hujan maka motor DC tidak akan aktif. 
 
Sensor water level digunakan untuk mendeteksi ketinggian air dari tambak yang diletakkan didalam kolam. Ketika air yang terdeteksi kurang dari 50% maka pompa celup mini akan aktif sehingga air tambak akan terisi. Sebaliknya, ketika sensor water level mendeteksi air lebih dari 50% maka pompa celup mini tidak aktif. 
 
Sensor GP2D12 digunakan untuk mendeteksi kondisi pakan lobster yang diletakkan didalam tong berisi pakan lobster. Ketika sensor GP2D12 mendeteksi jarak lebih dari 20 cm  artinya kondisi pakan sedikit yang ditandai dengan menyalanya buzzer dan led putih maka motor servo akan aktif bergerak untuk mengisi pakan lobster. Sebaliknya, ketika sensor GP2D12 mendeteksi jarak kurang dari 20 cm artinya kondisi pakan aman yang ditandai dengan menyalanya led biru maka motor servo tidak aktif. 
 
Sensor DS18B20 digunakan untuk mendeteksi nilai suhu dari pakan yang diletakkan didalam tambak lobster. Sensor akan mendeteksi nilai suhu terbaca dan LCD yang dihubung I2C akan menampilkan nilai suhu yang terbaca. 
 
Sensor UV APDS-9002 digunakan untuk mendeteksi ketika siang hari dan malam hari dengan nilai uv thresholdnya yang diletakkan pada dinding luar tambak. Ketika sensor mendeteksi siang hari (nilai threshold 102.3 – 306.9) dan malam hari (nilai threshold 613.8 - 920.7) maka motor servo akan aktif untuk mengeluarkan isi pakan lobster. Sebaliknya, ketika sensor uv mendeteksi nilai threshold diluar nilai rentangnya maka motor servo tidak aktif.

  • Listing Program

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

 

#define RAIN_SENSOR_PIN 2

#define WATER_LEVEL_SENSOR_PIN A0

#define GP2D12_SENSOR_PIN A1

#define DS18B20_PIN A2

#define UV_SENSOR_PIN A3

 

OneWire oneWire(DS18B20_PIN);

DallasTemperature sensors(&oneWire);

 

float temperature = 0;

 

void setup() {

Serial.begin(9600); // Initialize serial communication at 9600 baud

sensors.begin();

}

 

void loop() {

int rainValue = digitalRead(RAIN_SENSOR_PIN);

int waterLevelValue = analogRead(WATER_LEVEL_SENSOR_PIN);

int gp2d12Value = analogRead(GP2D12_SENSOR_PIN);

int uvValue = analogRead(UV_SENSOR_PIN);

 

sensors.requestTemperatures();

temperature = sensors.getTempCByIndex(0);

 

// Send rain sensor data

if (rainValue == LOW) {

Serial.write('R');

} else {

Serial.write('S');

}

delay(100);

 

if (waterLevelValue < (0.5 * 1023)) {

Serial.write('W');

} else {

Serial.write('Q');

}

delay(100);

 

if (gp2d12Value < (5 * 1023 / 80)) {

Serial.write('G');

} else {

Serial.write('H');

}

delay(100);

 

// Send temperature data

Serial.write('T');

delay(100);

Serial.write((int)temperature);

 

// Convert uvValue to voltage

float uvVoltage = (uvValue / 1023.0) * 5.0;

// Convert voltage to UV intensity

float uvIntensity = mapfloat(uvVoltage, 0.99, 2.8, 0.0, 15.0);

 

// Send UV sensor data

Serial.write('U');

delay(100);

Serial.write((int)(uvIntensity * 100)); // Convert to int for transmission

 

delay(100);

}

 

// Map float function

float mapfloat(float x, float in_min, float in_max, float out_min, float out_max) {

return (x - in_min) * (out_max - out_min) / (in_max - in_min) + out_min;

}


    Slave

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <Servo.h>

 

#define MOTOR2_PIN1 5 //kanan (motor)

#define MOTOR2_PIN2 6 //kanan

#define MOTOR1_PIN1 3 //kiri (pompa)

#define MOTOR1_PIN2 4 //kiri

#define SERVO_PIN 8

#define BUZZER_PIN 9

#define LED_RED_PIN 11

#define LED_BLUE_PIN 10

 

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

Servo myservo;

 

bool rainDetected;

bool waterLevelLow;

bool distanceFar;

int temperature;

float uvIntensity;

 

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(MOTOR2_PIN1, OUTPUT);

pinMode(MOTOR2_PIN2, OUTPUT);

pinMode(MOTOR1_PIN1, OUTPUT);

pinMode(MOTOR1_PIN2, OUTPUT);

pinMode(BUZZER_PIN, OUTPUT);

pinMode(LED_RED_PIN, OUTPUT);

pinMode(LED_BLUE_PIN, OUTPUT);

myservo.attach(SERVO_PIN);

myservo.write(0);

lcd.init();

lcd.backlight();

lcd.print("Temp: ");

}

 

void loop() {

// Check for incoming serial data

if (Serial.available()) {

char c = Serial.read();

switch (c) {

case 'R':

digitalWrite(MOTOR2_PIN1, HIGH);

digitalWrite(MOTOR2_PIN2, LOW);

break;

case 'S':

digitalWrite(MOTOR2_PIN1, LOW);

digitalWrite(MOTOR2_PIN2, LOW);

break;

case 'W':

digitalWrite(MOTOR1_PIN1, HIGH);

digitalWrite(MOTOR1_PIN2, LOW);

break;

case 'Q':

digitalWrite(MOTOR1_PIN1, LOW);

digitalWrite(MOTOR1_PIN2, LOW);

break;

case 'G':

digitalWrite(BUZZER_PIN, HIGH);

digitalWrite(LED_RED_PIN, HIGH);

digitalWrite(LED_BLUE_PIN, LOW);

break;

case 'H':

digitalWrite(BUZZER_PIN, LOW);

digitalWrite(LED_RED_PIN, LOW);

digitalWrite(LED_BLUE_PIN, HIGH);

break;

case 'T':

if (Serial.available()) temperature = Serial.read();

break;

case 'U':

if (Serial.available()) uvIntensity = Serial.read() / 100.0; // Convert back to float

break;

}

}

 

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Temp: ");

lcd.print(temperature);

lcd.print(" C");

 

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print("UV: ");

lcd.print(uvIntensity);

lcd.print(" mW/cm^2");

 

// Servo control

if ((uvIntensity > 1.0 && uvIntensity < 2.0) || (uvIntensity > 5.0 && uvIntensity < 6.0)) {

myservo.write(180);

} else {

myservo.write(0);

}

 

delay(100);

}

   MASTER

·       Main



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

·       Loop


·       Rain Sensor

·       Water Level Sensor

·       Sensor GP2D12

·       Sensor DS18B20

·       Sensor UV

SLAVE

·       Main

  • Video Simulasi Proteus

  • Video Prototype



Download rangkaian Proteus klik disini
Download HMTL klik disini
Download listing program klik disini
Download video simulasi rangkaian klik disini
Download Flowchart klik disini
Download Video Prototype klik disini
  • Download Library
Download library Arduino klik disini
Download library LCD klik disini
Download library Water Level Sensor klik disini
Download library Rain Sensor klik disini
  • Download datasheet 
Download datasheet Arduino UNO klik disini
Download datasheet Water Level Sensor klik disini
Download datasheet Rain Sensor klik disini
Download datasheet Sensor GD2D12 klik disini
Download datasheet Sensor DS18B20 klik disini
Download datasheet Sensor UV klik disini
Download datasheet load cell klik disini
Download datasheet LCD klik disini
Download datasheet LED klik disini
Download datasheet Motor Servo klik disini







Komentar

Postingan Populer